Penangkal Petir Elektrostatis |
Melanjutkan seri pembahasan mengenai penangkal petir, berikutnya kita masuk ke Penangkal petir Elektrostatis.
Penangkal Petir Elektrostatis |
Penangkal Petir Franklin |
Menyambung tulisan sebelumnya, selanjutnya kita bahas mengenai Penangkal Petir Konvensional tipe Franklin. Berbeda dengan tipe Faraday yang menggunakan 'sangkar', tipe Franklin menggunakan jalur kabel tunggal untuk mengalirkan aliran listrik dari ujung penangkal petir menuju grounding.
Tipe Franklin, sering di anggap cara yang tertua, namun benarkah demikian..?
Yuk kita telusuri...
Kali ini kita masuk ke metode metode yang biasa dilakukan untuk melindungi rumah dari bahaya petir, biasanya menggunakan metode konvensional.
Apa itu metode konvensional..?
Metode konvensional, adalah rangkaian jalur instalasi penyalur petir yang bersifat pasif menerima sambaran petir.
Apa saja metode konvensional ini..Yuk lanjut berikutnya.
Data Center (source: http://pixabay.com) |
Bagaimana caranya..? Yuk ikuti uraian singkat berikut ini.
Ada beberapa peralatan yang di desain dan di gunakan untuk memberikan perlindungan dari bahaya petir, yaitu :
1. Perlindungan pada jaringan kabel Koaksial (Coaxcial Cable)
Kabel koaksial merupakan kabel jaringan yang dibungkus dengan metal yang lembek. Kabel koaksial digunakan sebagai saluran transmisi untuk sinyal frekuensi radio atau TV. Di jaringan komputer kabel koaksial berfungsi untuk menghubungkan perangkat-perangkat didalam jaringan komputer, misalnya untuk menghubungkan komputer satu dengan komputer lainnya.
Lalu bagaimana cara memberikan perlindungan dari bahaya petir?
LPI Shunt (Source: http://www.lpi.com.au) |
3. Memberikan perlindungan pada jaringan listrik (power line)
Pada bagian ini, untuk bisa memberikan perlindungan pada jaringan listrik, bisa dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Shunt Protection (Shunt Surge Protection Device)
Pemasangan Arrester |
Pasang grounding |
2. Menyediakan sistem grounding yang terintegrasi dengan baik
Grounding, pernah di bahas dalam tulisan sebelumnya, memahami seputar grounding, dan juga cara pemasangannya, cara pertama, cara kedua. Namun kali ini berkaitan dengan sistem grounding untuk perlindungan bahaya petir.
Dalam instalasi perlindungan petir grounding adalah suatu perangkat instalasi yang berfungsi untuk melepaskan arus petir kedalam bumi, salah satu kegunaannya untuk melepas muatan arus petir.
Jadi Grounding atau pentanahan merupakan hal yang sangat penting, karena sesuai dengan fungsinya dapat berlaku sebagai alat untuk tujuan pencegahan terjadinya kecelakaan, keselamatan maupun perlidungan terhadap beberapa obyek yaitu bangunan, peralatan, sistem instrumentasi dan sistem tenaga.
Pada awalnya pentanahan hanya ditujukan untuk perlindungan gedung terhadap sambaran petir, namun dalam perkembangannya kemudian juga ditujukan untuk perlindungan terhadap peralatan, personil maupun gangguan dari luar berupa EMI (electromagnetic interference). Apakah EMI..? Adalah Gangguan elektromagnetik, juga disebut gangguan frekuensi radio ketika dalam spektrum frekuensi radio, adalah gangguan yang dihasilkan oleh sumber eksternal yang mempengaruhi rangkaian listrik dengan induksi elektromagnetik, sambungan elektrostatik, atau konduksi.
Setelah mengetahui bahayanya petir, di artikel sebelumnya, klik link .. selanjutnya kita mulai menguraikan secara singkat solusi perlindungan bahaya sambaran petir satu per satu.
1. Menyediakan daerah proteksi ( sistem proteksi Eksternal )
Jika memperhatikan bahaya sambaran petir, maka sistem perlindungan petir harus mampu melindungi struktur bangunan atau fisik maupun melindungi peralatan dari sambaran langsung dengan yaitu dengan di pasangnya penangkal petir eksternal (External Protection).
Sistem proteksi Eksternal dilakukan dengan pemasangan penangkal petir, beberapa jenis metode penangkal petir, di uraikan singkat sebagai berikut:
Pada saat hujan sering kita saksikan adanya petir. Apakah petir sebenarnya? Jika kita merujuk ke Wikipedia, Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
Petir merupakan gejala alam yang bisa dianalogikan dengan sebuah kondensator raksasa, saat lempeng pertama berupa awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng keduanya adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud) yang salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.